Makalah Manajemen Kelas



BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi suatu negara untuk menjadi Negaramaju, kuat, makmur dan sejahtera. Upaya peningkatankualitas sumber daya manusia tidak bisa terpisah dengan masalah pendidikan bangsa. Setidaknya terdapat tiga syarat utama yang harus diperhatikan dalam pembangunan pendidikan agar dapat berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia yakni: (1) sarana gedung, (2) buku yang berkualitas, (3) guru dan tenaga kependidikan yang professional.Guru memiliki andil yang sangat besar terhadapkeberhasilan pembelajaran di sekolah.

Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Di dalam kelas guru melaksanakan dua kegiatan pokok yaitu kegiatan mengajar dan kegiatan mengelola kelas. Kegiatan mengajar pada hakikatnya adalah proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa. Manajemen kelas tidak hanya berupa pengaturan kelas, fasilitas fisik dan rutinitas. Kegiatan manajemen kelas dimaksudkan untuk menciptakan dan mempertahankan suasana dan kondisi kelas. Sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien.

 

B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Apa pengertian dari Manajemen Kelas ?

2.      Apa saja tujuan Manajemen Kelas ?

3.      Apa saja azas-azas Manajemen Kelas ?

4.      Apa saja prinsip-prinsip Manajemen Kelas ?

5.      Apa saja komponen-komponen keterampilan dalam Manajemen Kelas ?

6.      Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi Manajemen Kelas ?

C. TUJUAN

1.      Agar mengetahui pengertian Manajemen Kelas

2.      Agar mengetahui tujuan Manajemen Kelas

3.      Agar dapat mengetahui azas-azas Manajemen Kelas

4.      Agar dapat mengetahui prinsip-prinsip Manajemen Kelas

5.      Agar dapat mengetahui komponen-komponen keterampilan dalam Manajemen Kelas

6.      Agar dapat mengetahui  faktor-faktor yang mempengaruhi Manajemen Kelas.

 

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Kelas

Manajemen merupakan terjemahan dari kata “Pengelolaan”. Karena       terbawa oleh derasnya arus penambahan kata pungut kedalam Bahasa Indonesia, maka istilah Inggris tersebut kemudian di Indonesiakan menjadi “Manajemen“. Arti dari manajemen adalah pengelolaan, penyelenggaraan, ketatalaksanaan penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan atau sasaran yang diinginkan. Maka, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan atau manajemen adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar sesuatu yang dikelola dapat

berjalan dengan lancar, efektif dan efisien.[1]

Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Kelas adalah suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama yang mendapatkan pembelajaran dari guru”.[2] Menurut Suharsimi Arikunto, kelas adalah “sekelompok siswa yang pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dan guru yang sama. Sedangkan menurut Hadari Nawawi memandang kelas dari dua sudut yaitu: 1) Kelas dalam arti sempit adalah ruangan yang dibatasi oleh empat dinding tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar mengajardan 2) Kelas dalam arti luas adalah suatu masyarakat kecil merupakan bagian dari masyarakat sekolah, yang sebagai kesatuan diorganisir menjadi unit kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan. Berdasarkan dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa pada dasarnya kelas merupakan tempat berkumpulnya beberapa orang dalam melangsungkan proses belajar mengajar.[3]

            Menurut Weber Manajemen kelas diklasifikasikan kedalam dua pengertian, yaitu berdasarkan pendekatan Otoriter dan pendekatan Permisif. Pertama, berdasarkan pendekatan otoriter pengelolaan kelas adalah kegiatan guru untuk mengkontrol tingkah laku siswa, guru berperan menciptakan dan memelihara aturan kelas melalui penerapan disiplin secara ketat. Guru dan sekolah menciptakan iklim sekolah dengan berbagai aturan atau ketentuan-ketentuan yang harus ditaati oleh warga sekolah/kelas. Kedua, pendekatan permisif mengartikan pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru untuk memberi kebebasan untuk siswa melakukan berbagai aktivitas sesuai dengan yang mereka inginkan. Pengertian kedua ini, bertolak belakang dengan pendapat pertama. Menurut pandangan permisif, fungsi guru adalah bagaimana menciptakan kondisi siswa merasa aman untuk melakukan aktivitas didalam kelas, tanpa harus merasa takut dan tertekan.[4]

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis yang mengarah pada penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi atau kondisi proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, manajemen kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seorang guru dalam menciptakan atau mempertahankan kondisi yang optimal, dalam proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.


  1. Tujuan Manajemen Kelas

            Tujuan manajemen kelas menurut Ahmad dalam buku Manajemen Kelas adalah sebagai berikut:

1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.

2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar mengajar.

3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswabelajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas.

4. Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya.

Sedangkan Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.[5]

Adapun tujuan manajemen kelas antara lain:

1. Agar pembelajaran dapat dilakukan secara maksimal sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien

2. Untuk memberi kemudahan dalam usaha memantau kemajuan siswa dalam pelajarannya.

Menurut Sudirman tujuan manajemen kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu meningkatkan proses belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi siswa.

C. Azas-azas Manajemen Kelas

1. Asas Apersepsi

Apersepsi adalah memperoleh tanggapan-tanggapan baru dengan bantuan tanggapan yang telah ada. Pengetahuan (struktur kognitif) yang telah dimiliki siswa dapat digunakan untuk memahami sesuatu yang belum diketahui sehingga didapat sesuatu yang bernakna bagi siswa. Apersepsi diharapkan dapat membangkitkan minat dan perhatian siswa terhadap sesuatu.

2. Asas Peragaan

Peragaan merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif karena sangat menarik bagi siswa apalagi jika peragaan itu menggambarkan aktivitas yang sebenarnya.

3. Asas Motivasi

Guru harus bisa memotivasi siswa agar memiliki semangat dan kemauan untuk lebih giat belajar. Beberapa contoh yang dapat diterapkan guru dalam memotivasi siswa antara lain:

a. Mendesain tujuan pembelajaran agar lebih menarik dan jelas.

b. Menciptakan suasana yang kondusif dan menyenangkan.

c. Memberikan reward (penghargaan) bukan sebaliknya memberikan hukuman (punishment).

4. Asas Belajar Aktif

Siswa harus didorong untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran yang dilangsungkan guru baik mental maupun fisiknya.

5. Asas Kerjasama

Proses belajar mengajar harus memberikan kesempatan bagi siswa untuk berlatih bagaimana hidup dalam kelompok dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi secara bersama-sama.

6. Asas Mandiri

Guru sebagai fasilitator harus dapat menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa agar siswa dapat memaknai pembelajaran secara mandiri. Masalah yang diajukan guru untuk diselesaikan oleh siswa harus sesuai dengan perkembangan usia dan kematangan siswa sehingga diharapkan secara bertahap siswa akan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya tanpa bantuan orang lain.

7. Asas Penyesuaian dengan Individu Siswa

Kemampuan tiap siswa dalam menguasai suatu materi pelajaran berbeda-beda,sehingga guru dituntut untuk mampu menyesuaikan iklim pembelajaran dengan karakteristik kecepatan masing-masing anak.

8. Asas Korelasi

Asas korelasi adalah mengaitkan pokok bahasan yang diajarkan dengan pokok bahasan lain dalam satu mata pelajaran ataupun dengan pelajaran lain.

9. Asas Evaluasi yang Teratur

Melakukan evaluasi terhadap proses belajar mengajar yang ditunjukan oleh kinerja siswa dalam belajar perlu dilakukan secara teratur dan berkesinambungan selama dan setelah proses belajar mengajar berlangsung.[6]

D. Prinsip-prinsip Manajemen Kelas

Prinsip-prinsip manajemen kelas yang dikemukakan oleh Djamarah dalam buku Manajemen Kelas adalah sebagai berikut:

a. Hangat dan antusia

Hangat dan antusias merupakan salah satu prinsip yang diperlukan dalam proses belajar dan mengajar. Guru yang hangat dan akrab pada anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktifitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan manajemen kelas.

b. Tantangan

Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja, atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.

c. Bervariasi

Penggunaan alat atau media, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian siswa. Kevariasian ini merupakan kunci untuk tercapainya manajemen kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.

d. Keluwesan

Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mecegah kemungkinan munculnya gangguan siswa serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif. Keluwesan pembelajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan siswa, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya.

e. Penekanan pada hal-hal yang positif

Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik guru harus menekankan pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian pada hal-hal yang negatif.

f. Penanaman disiplin diri

Tujuan akhir dari manajemen kelas adalah anak didik dapat mengembangkan disiplin diri sendiri dan guru hendaknya menjadi teladan mengendalaikan diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi, guru harus disiplin dalam segala hal bila ingin ana didiknya ikut berdisiplin dalam segala hal.

g. Stabilitas emosi yang stabil, Yaitu guru harus bisa menjaga emosi nya dan sabar dalam melatih perseta didik.

h. Optimisme dan Percaya diri, Yaitu diharapkan guru punya rasa kepercayaan diri yangkuat dalam mengajar.

i. Keserderhanaan (penampilan dan pakaianan)

 

j. Adil yaitu seorang guru harus menyamakan peserta

didik tanpa bembedakan gender nya yang kaya maupun siswa yang miskin, yang pintar mapun yang bodoh, adil dalam memberikan nilai.

k. Humoris yatu seorang guru harus bisa membawa suasana belajar yang santai tidak kaku, kadang-kadang ada suatu cerita yang membuat anak didik tertawa.[7]

E. Komponen-komponen Keterampilan dalam Manajemen Kelas

Komponen-komponen keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam mengelola kelas ini pada umumnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu keterampilan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif) dan keterampilan pengembangan kondisi belajaryang optimal.[8]

1. Keterampilan Penciptaan dan Pemeliharaan Kondisi Belajar

a. Sikap Tanggap

Sikap ini dapat dilakukan dengan cara :

            1) Memandang Secara Seksama

Memandang secara seksama dapat mengundang dan melibatkan anak didik kontak pandang dalam pendekatan guru untuk bercakap-cakap, bekerjasama,dan menunjukkan rasa persahabatan.

            2) Gerak Mendekati

Gerak guru adalah posisi mendekati kelompok kecil atauindividu menandakan kesiagaan, minat, dan perhatian guru yang diberikan terhadap tugas serta aktivitas anank didik. Gerak mnedekati hendaklah dilakukan secara wajar, bukan untuk menakut-nakuti, mengancam atau memberi kritikan hukuman.

            3) Memberi Pertanyaan

Pertanyan guru terhadap sesuatu yang dikemukakan oleh anak didik sangat diperlukan, baik berupa tanggapan, komentar, ataupun yang lain.

b. Membagi Perhatian

            1) Visual

 Guru dapat mengubah pandangannya dalam memperhatikan kegiatan pertama   sedemikian rupa sehingga ia dapat melirik ke kegiatan kedua, tanpa kehilangan   pehatian pada kegiatan yang pertama.

2) Verbal

Guru dapat memberikan komentar, penjelasan, pertanyaan, dan sebagainya terhadap aktifitas anak didik pertama sementara ia memimpin dan terlibat suprise pada aktivitas anak didik yang lain.

c. Pemusatan Perhatian Kelompok

            1) Memberi Tanda

Dalam memulai proses belajar mengajar guru memusatkan pada perhatian kelompok terhadap suatu tugas dengan memberi beberapa tanda, misalnya menciptakan atau membuat situasi tenang sebelum memperkenalkan objek, pertanyaan, atau topic, dengan memilih anak secara random untuk meresponsnya.

            2) Pertanggungan Jawab Guru meminta pertanggung jawaban anak didik atas kegiatan dan keterlibatannya dalam suatu kegiatan.

            3) Pengarahan dan Petunjuk yang Jelas Guru harus seringkali memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas dan singkat dalam memberikan pelajaran kepada anak didik, sehingga tidak terajadi kebingungan pada diri anak didik.

            4) Penghentian

Tidak semua gangguan tingkah laku dapat dicegah atau di hindari. Yang diperlukan disini adalah guru dapat menanggulangi terhadap anak didik yang nyata-nyata melanggar dan mengganggu untuk aktif dalam kegiatan di kelas.

5) Penguatan

Untuk menanggulangi anak didik yang menggangu atau tidak melakukan tugas, dapat dilakukan dengan memberikan penguatan yang di pilih sesuai dengan masalahnya. Penguatan untuk mengubah tingkah laku merupakan strategi remedial untuk mengatasi anak didik yang terus mengganggu atau tidak melakukan tugas.

            6) Kelancaran

Kelancaran atau kemajuan anak didik dalam belajar sebagai indicator bahwa anak didik dapat memusatkan perhatiannya pada pelajaran yang diberikan di kelas.

2. Keterampilan Pengembangan Kondisi Belajar

a) Modifikasi Tingkah Laku

Guru menganalisis tingkah laku anak didik yang mengalami masalah atau kesulitan dan berusaha memodifikasi tingkah laku tersebut dengan mengiplikasikan pemberian penguatan secara sistematis.

b) Pendekatan Pemecahan Masalah Kelompok

Guru dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan cara:

- Memperlancar tugas-tugas : mengusahakan terjadinya kerjasama yang baik dalam pelaksanaan tugas

- Memelihara kegiatan-kegiatan kelompok : memelihara dan memulihkan semangat anak didik dan menangani konflik yang timbul.

c) Menemukan dan Memecahkan Tingkah Laku yang Menimbulkan Masalah

Guru dapat menggunakan seperangkat arah untuk mengendalikan tingkah laku keliru yang muncul, dan iamengetahui sebab-sebab dasar yang mengakibatkan ketidakpatuhan tingkah laku tersebut serta berusaha untuk menemukan pemecahannya.

F. Faktor-faktor yang mempengaruhi Manajemen Kelas

Beberapa faktor yang mempengaruhi perwujudan manajemen kelas, antara lain sebagai berikut:

1. Faktor Dinamika Kelas

            Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil pembelajaran. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat minimal mendukung meningkatnya intensitas proses pembelajaran  dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Lingkungan fisik yang dimaksud meliputi:

a. Ruangan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar

Ruangan tempat belajar harus memungkinkan semua siswa bergerak leluasa, tidak berdesak-desakan.

Syarat-syarat kelas yang baik adalah :

1) Rapi, bersih, sehat dan tidak lembab

2) Cukup cahaya dan sirkulasi udar

3) Sirkulasi udara cukup

4) Perabot dalam keadaan baik, cukup jumlahnya, dan ditata dengan rapi

5) Jumlah siswa tidak lebih dari 40 orang

b. Pengaturan tempat duduk

Dalam mengatur tempat duduk yang penting adalah memungkinkan terjadinya tatap muka, dengan demikian guru dapat mengaontrol tingkah laku siswa. Pengaturan tempat duduk akan mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar.

1) Pola berderet / berbaris-berjajar

Tipe pengaturan tempat duduk seperti ini cocok untuk pembelajaran formal. Semua siswa duduk dalam deretan lurus dengan siswa yang tertinggi duduk dibelakang dan yang pendek duduk di depan.

2) Pola susunan berkelompok

Pola ini memungkinkan siswa dapat berkomunikasi dengan mudah satu sama lain dan dapat berpindah dari kelompok satu ke kelompok lain.

3) Pola formasi tapal kuda

Pola ini menempatkan posisi guru berada di tengah-tengah para siswanya.

c. Ventilasi dan pengaturan cahaya

Suhu, ventilasi dan penerangan adalah asset penting untuk terciptanya suasana belajar yang nyaman. Oleh karena itu ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa.

d. Pengaturan penyimpanan barang-barang.

Barang-barang hendanya disimpan pada tempat khusus yang mudah dicapai kalau segera diperlakukan dan akan dipergunakan bagi kepentingan belajar.

2. Faktor Kurikulum

Kurikulum kaitannya dengan manajemen kelas haruslah dirancang sebagai jumlah pengalaman edukatif yang menjadi tanggung jawab sekolah dalam membantu anak-anak mencapai tujuan pendidikannya yang diselenggarakan secara berencana dan terarah secara terorganisir, karena kegiatan kelas bukan sekadar dipusatkan pada penyampaian sejumlah materi pelajaran atau pengetahuan yang bersifat intelektual, akan tetapi juga memperhatikan aspek pembentukan pribadi, baik sebagai makhluk individual dan makhluk sosial maupun sebagai makhluk yang bermoral.

3. Faktor gedung dan sarana kelas

Perencanaan dalam membangun sebuah gedung untuk sebuah sekolah berkenaan dengan jumlah dan luas setiap ruangan, letak, dan dekorasinya yang harus disesuaikan dengan kurikulum yang dipergunakan. Akan tetapi karena kurikulum selalu dapat berubah, sedang ruangan atau gedung bersifat permanen maka diperlukan kreativitas dalam mengatur pendayagunaan ruang/gedung yang tersedia berdasarkan kurikulu yangdipergunakan.

 4. Faktor Guru atau Pengajar Guru adalah orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pembelajaran yang bertanggungjawab dalam membantu anak mencapai kedewasaan masing-masing. Guru bukan hanya berdiri di depan kelas untuk menyampaikan materi atau pengetahuan tertentu, akan tetapi dalam keanggotaan masyarakat yang harus aktif dan berjiwa bebas serta kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak didiknya untuk menjadi anggota masyarakat.

5. Faktor murid

Murid merupakan unsur kelas yang memiliki perasaan kebersamaan (sense of colective) merupakan kondisi yang penting dalam menciptakan kelas dinamis.Oleh karena itu, murid harus memiliki perasaan diterima (sense of membershif) terhadap kelasnya agar mampu ikut serta dalam kegiatan kelas. Perasaan ini yang akan menumbuhkan rasa tanggungjawab (sense of respsibility) terhadap kelasnya. Sikap demikian dapat tumbuh dengan baik apabila dilakukan tindakan-tindakan manajemen kelas sebagai berikut:

a. Melibatkan murid dalam proses perencanaan dan pelaksanaan tindakan kelas, guru hanya memberi petunjuk dan bimbingan agar kegiatan pembelajaran sejalan dengan kurikulum.

b. Memberi kesempatan murid dalam pembagian tugas-tugas untuk kepentingan kelas.

c. Apabila guru atau wali kelas berhalangan,

membagi dan menyerahkan kepercayaan berupa tanggungjawab mengatur rumah tangga serta disiplin kelas diantara murid.

d. Memotivasi murid agar selalu bersedia mengatur

kelasnya secara rutin, misalkan dalam hal membersihkan kelas.

e. Mengembangkan kesediaan bekerjasama dalam setiap kegiatan.


BAB III

PENUTUP

  1. KESIMPULAN

Manajemen kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seorang guru dalam menciptakan atau mempertahankan kondisi yang optimal, dalam proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Tujuan manajemen kelas adalah sebagai berikut, pertama, mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampun semaksimal mungkin. Kedua, menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi pembelajar. Ketiga, menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas. Keempat, membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya.

 

B. SARAN

Kami menyadari banyak terdapat kekeliruan dalam penulisan makalah ini, maka kami mengharapkan masukan dan kritikan atau saran dari pembaca demi perbaikan makalah kami dimasa yang akan datang demi kesempurnaan makalah ini. Atas masukan kritikan dan sarannya kami ucapkan terima kasih.


DAFTAR PUSTAKA

Afriza, Manajemen Kelas, Pekan Baru: Kreasi Edukasi, 2014.

Djamarah Syaiful Bahri, dkk., Strategi Belajar Mengajar I, Jakarta :Rineka Cipta, 2002.

Erwinsyah Alfian, Manajemen Kelas: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam: Vol.5 Nomor.2 : Agustus 2017

Mudasir, Manajemen Kelas, Pekan Baru: Zanafa Publishing, 2011.

 



[1] Alfian Erwinsyah, Manajemen Kelas: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam: Vol.5 Nomor.2 : Agustus 2017, hal. 89.

[2] Syaiful Bahri Djamarah, dkk, Strategi Belajar Mengajar I, Jakarta: Rineka Cipta, 2002 , hal. 196.

[3]Ibid, hal. 176.

[4]Mudasir, Manajemen Kelas, Pekan Baru: Zanafa Publishing, 2011, hal. 5.

[5] Mudasir, Manajemen Kelas, Pekan Baru: Zanafa Publishing, 2011, hal. 18.

 

[6] Afriza, Manajemen Kelas, Pekan Baru: Kreasi Edukasi, 2014, hal. 13.

[7]Ibid, hal. 13.

[8]Ibid, hal. 17


Previous Post Next Post

Terkini